Tidak jelas bagaimana serangga ini sampai dan bisa bertahan hidup di pulau batu Piramida Ball
Sebuah pulau batu yang yang menjulang setinggi 562 meter di Samudera Pasifik ini sepertinya bukanlah tempat yang baik untuk membangun sebuah rumah. Namun, ini tidak menghentikan Lobster Pohon, serangga yang dianggap telah punah sejak 80 tahun lalu untuk membangun koloninya.
Para ilmuwan telah menemukan 24 ekor serangga ini berada di sekitar satu-satunya tanaman yang hidup di atas bebatuan pulau Piramida Ball di kepulauan Lord Howe, lepas pantai Australia.
Tak seorang pun bisa menjelaskan bagaimana serangga-serangga ini bisa sampai di pulau itu. Namun ‘Lobster Pohon’, yang ukurannya hampir sama besar dengan tangan manusia, entah bagaimana berhasil membuat koloninya di pulau batu itu, walaupun kurangnya makanan dan kondisi yang berat.
Pulau batu ini semua sisinya curam dan hampir vertikal sehingga hampir tidak mungkin bagi apa pun untuk bertahan hidup, tetapi entah bagaimana serangga itu bisa melakukannya.
Serangga berkaki enam dengan nama Latin, Dryococelus australis, sebenarnya dianggap punah karena tidak ada seekor pun yang pernah terlihat di Pulau Lord Howe sejak tahun 1920.
Dengan panjang 12 centimeter, mereka merupakan serangga tongkat yang tak dapat terbang paling berat di dunia.
Pada tahun 2001 ilmuwan Australia David Priddel dan Nicholas Carlile memutuskan untuk menyelidiki klaim pendaki bahwa di Piramida Ball mereka melihat kotoran segar dari serangga itu.
Mereka kemudian tercengang ketika menemukan menemukan koloni serangga di sekitar satu-satunya tanaman di pulau batu itu. “Rasanya seperti melangkah kembali menuju era Jurassic, ketika serangga menguasai dunia.” tutur Carlile.
Para ilmuwan menyadari mereka spesies terakhir yang hidup dan kemudian membuat program pembiakan agar hewan ini tidak punah.
[www.berita.manadotoday.com]