Acar timun tidak hanya enak dijadikan penyedap untuk beberapa jenis makanan. Sari atau air dari acara timun juga memiliki kemampuan untuk menyembuhkan kram otot. Ada penjelasan ilmiah mengenai kemampuan yang luar biasa ini.
Brigham Young University telah membuat suatu pengujian bagaimana sari acr timun ini bisa mempengaruhi kram otot yang disebabkan oleh latihan olahraga yang berat. Penelitiannya berangkat dari teori (meskipun belum dapat dikonfirmasi kebenarannya) bahwa beberapa elemen dari sari acar kemungkinan lebih mampu mengatasi kram daripada air, pisang, atau minuman yang mengandung elektrolit. Hal ini sekaligus menjawab pertanyaan apa yang menyebabkan kram pada orang-orang yang aktif, dan mengapa masalah ini begitu mudah terjadi.
“Kram otot yang disebabkan oleh latihan adalah salah satu misteri fisiologi yang berlanjut,” tukas Gretchen Reynolds, seorang penulis blog di New York Times.
Para ilmuwan tampaknya tidak setuju mengenai mengapa orang yang rajin latihan mengalami kram dan bagaimana mengatasinya. Meskipun demikian, para pelatih atlet mulai mendengungkan kesuksesan yang mereka alami berkat penggunaan sari acar timun. Para trainer itu pun disurvei, untuk mengetahui seberapa sering mereka memberikannya pada klien, dan bagaimana hasilnya. Namun, studi Brigham Young ini dilaporkan baru merupakan uji laboratorium yang pertama mengenai hal tersebut.
Studi ini hanya dalam skala kecil saja. Sebanyak 10 mahasiswa yang sehat diminta melakukan latihan. Setelah berlatih hingga mengalami dehidrasi sedang, jari-jari para partisipan dirangsang secara elektrik. Hal ini menyebabkan kram, sehingga partisipan lalu diminta rileks sampai rasa tidak nyaman tersebut berangsung hilang.
Setelah itu, partisipan distimulasi lagi sehingga terjadi kejang otot yang kedua.
Kali ini, mereka diminta meminum sekitar 60 ml air yang diionisasi atau sari acara timun. Dari percobaan ini terlihat bahwa partisipan yang hanya minum air rata-rata pulih setelah 2,5 menit. Namun ketika partisipan diberi sari acar timun, kram bisa sembuh 45 persen lebih cepat.
Memang sih, sulit sekali menciptakan kondisi kram akibat latihan dalam uji coba, apalagi kram tidak terjadi pada kelompok otot yang besar. Peneliti hanya menyarankan agar partisipan berlatih dengan cara yang benar dan perlahan, agar otot-otot tidak mengalami kelelahan. Cara umum lain untuk mengatasi kram adalah dengan melakukan peregangan.
sumber