Timun Spanyol Bakal Cabut Banyak Nyawa


Timun asal Spanyol makin banyak merenggut korban. Menurut warta AP dan AFP pada Selasa (31/5/2011), di Jerman, setidaknya 14 orang tewas akibat infeksi bakteri E.coli. Para ilmuwan menduga, bakteri itu terbawa oleh timun yang diekspor ke beberapa negara di Eropa.

Menurut para pakar, timun itu memicu hemolytic-uremic syndrome (HUS). "Kami berharap akan ada penurunan kasus. Namun, yang kami khawatirkan hal ini justru akan memburuk," ujar Oliver Grieve dari Pusat Kesehatan Universitas Schleswig-Holstein, tempat para korban dirawat.

Pejabat Spanyol mengatakan bahwa masih belum dipastikan apakah timun tersebut berasal dari Spanyol. Institut Robert Koch (RKI), sebuah institut pusat penyakit di Jerman, mengonfirmasi bahwa sudah terdapat 329 kasus keracunan. Namun, beberapa laporan menunjukkan angka 1.200 kasus.

Sementara itu, wabah penyakit yang disebabkan timun tersebut dipastikan berjumlah 36 kasus. Mereka yang jatuh sakit tersebut diduga belum lama ini berkunjung ke Jerman. Beberapa kasus juga dilaporkan terjadi di Swiss, Denmark, dan Belanda.

Pada pihak lain, Menteri Pertanian Spanyol Rosa Aguilar membantah bahwa sumber penyakit datang dari timun Spanyol. Menurut Aguilar, pemerintahnya akan menuntut kerugian yang muncul dari kasus ini. "Menurut kami, masalah ini tidak muncul dari sumber (negara)," kata Aguilar.

"Citra Spanyol telah rusak, produsen Spanyol juga dirugikan, dan pemerintah Spanyol tidak akan menerima keadaan ini," ujar Aguilar sembari menyerukan kepada Jerman untuk mencari penyebab wabah ini.
Pejabat Jerman telah memperingatkan warga negaranya untuk tidak mengonsumsi sayuran mentah, seperti timun, tomat dan, daun selada. Mereka juga memperingatkan wabah akan memburuk karena sumber penyakit masih aktif di peredaran.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa wabah ini sangat besar dan sangat serius. Badan ini pun menyerukan kepada semua negara untuk bersama-sama mencari sumber pencemaran.

Jenis bakteri E.Coli yang agresif diketahui menyebabkan gagal ginjal dan memengaruhi sistem saraf pusat. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) yang berkantor pusat di Swedia mengatakan, penyebaran infeksi bakteri tersebut merupakan salah satu insiden HUS terbesar di dunia dan yang paling besar dari yang pernah dilaporkan di Jerman.
ECDC mengatakan, meski kasus HUS biasanya teramati pada anak usia balita, penyebaran kali ini mencakup 87 persen (pasien) orang dewasa, dan sebagian besar perempuan.